SHOCKING itu adalah saat data nama resmi manusia di berkas pemerintah , ada loh yang ditulis dengan ANGKA … PERSIS nak alay jaman Now .
Oh well ….
Gue akan coba bikin ini se simple mungkin , so plis baca dari awal sampe kelar, cerita KENAPA gue ada di KPU beberapa hari yang lalu .
Yes berhubungan dengan suara, berhubungan dengan pemilu dan berhubungan dengan BURUH MIGRAN yang harusnya suaranya ada BUANYAK SEKALI tapi yang kedaftar hanya sekian persen nya .
Gini loh , ada beberapa cara “menghitung” mereka. Yes lembaga seperti Migrant Care dll punya data …
Pemerintah pun seperti Bnp2tki dll Punya data jumlah mereka. ( dan udah pasti BEDA JAUH sama yang badan independen punya ), dan kalau di debat maka tidak akan pernah bisa selesai kan ?
Nah tapi ada SATU DATA YANG lebih real dan gak bisa dipungkiri adalah data dari BANK INDONESIA, yang mencatat “traffic” duit dari pekerja diliuar ke keluarga , yang udah pasti JELAS angkanya ,dan gak mungkin ada uang mondar mandir dan gak ada pengirimnya kan ?
So , sekarang baca …
Tahun 2014 , jumlah yang milih diluar negeri itu ada sekitar 2,009,000 orang kurang lebih .
Tahun 2019 , kata mereka awalnya cuma 1,2 juta an orang ,dan setelah di data ulang menjadi 1.9 juta an orang .
Data KEMENLU 2017 sendiri bilang Pekerja Migran kita ada 4.732.555 ( total berdokumen dan non dokumen )
Sementara data BNP2TKI bilang selama 2011- 2018 CUMA ADA 2,955,160 Buruh Migran …
Dan BANK INDONESIA yang sehari hari nya ngerjain pengiriman uang antara mereka dan keluarga mereka, menyatakan ada sekitar 4.500.000 alias 4,5 JUTA jiwa diluar sana .
JIWA LOH ….. ARTINYA ITU MANUSIA .
Yang mengagetkan lagi , jangan pikir bahwa mereka yang kerja di luar negeri tuh tidak berminnat untuk ikutan milih calon pemimpin mereka … sometimes they have BIGGER INTEREST dibanding kita yang ada dalam negeri .
Sayangnya , data mereka untuk jadi calon pemilih malah LEBIH NGAWUR LAGI .
Setelah beberapa waktu meluangkan tenaga dan otak untuk mbongkar data, di Migrant Care dengan “kasat mata” doang ( bayangin kalo super serius ) , menemukan banyak kejanggalan , contoh nih yaaaaak …
• MALAYSIA kan konon basis orang kita yang guede banget . Nah selain jumlah yang terdata sedikit banget, kasat mata aja bisa nemuin DATA DOBEL banyak sekali , nama yang ditulis pake ANGKA ala ala sms alay sekarang, Jenis kelamin yang ditulis sembarangan
• Pencatatan di SINGAPURA pun CUKUP KREATIF dan Aneh …. Contoh paling sederhana aja , TOTAL NAMA di daftar pemilih sana itu ada 117 ribu ……. , nah sementara disaat bersamaan ,pemilih dengan huruf depan X dan Y , itu ada di nomor urut mulai nomor 118 rb ….. hahahah
• Untuk HONGKONG ,JEPANG dan KOREA , malah tidak terbuka / tidak ada data terbuka dimana bisa di cek siapa yang sudah mendaftar dan siapa yang belum di WEB RESMI PEMERINTAH … ( ketika ditanyakan dan di konfirmasi, jawabannya adalah “ UDAH ADA KOK DI FACEBOOK “ ) hahahaha …..
• Daftar nama pemilih TAIWAN , cukup aneh karena disitu TIDAK dicantumkan nomor paspor ….
• SAUDI … kalo buat gue sih ini yang paling kreatif karena bahkan ADA PEMILIH yang baru LAHIR TAHUN 2017 …. Dan itu BUKAN HANYA 1 ….
Oh well …
Selama ini gue berpikir hanya uang mereka yang dipotong pemerintah , ternyata suara mereka pun tetap dipotong .
Yes I know mendata tidak mudah, tapi saat kita bisa “mendata” penerimaan uang nya, tidak kakh kita bisa mendata nama nama mereka ?
Harapan gue dengan mendatangi KPU kemarin itu adalah kejelasan . dan KESEMPATAN untuk kawan kawan memberikan suara mereka .
Yes, pada saat ditanya kenapa perbedaan angka bisa begitu besar , jawaban mereka cukup mengesal kan “ Ya kan ada aja yang udah pulang kali , kan kita sering turun langsung ke lapangan , jadi kita tahu “
But yeah … intinya kalian masih ada kesempatan .
CEK daftar nama pemilih sesuai negara tinggal / kerja kalian , bisa di web kbri/kjri / kewenangan setempat, di laman KPU , atau sesuai dengan kata mereka “ YA KITA NARO NYA DI FACEBOOK “
Dan kalau nama kalian belum ada, masih bisa diproses , “konon” katanya semua cara dan petunjuk nya apa yang harus dilakukan tertulis disana .
Jujur , di ujung ujung pertemuan gue udah gak terlalu mendengarkan dan lebih focus pada pisang didepan gue setelah sedemikian rupa mereka menunjukkan “ KITA LEBIH TAU KARNA SERING TURUN BARENG BURUH MIGRAN, KALIAN TAU APA “ …..
Yang lebih menghasilkan rasa LAPAR daripada jadi kesel kan ?
But hey …. Itu adalah suara .
Mereka masih manusia, masih orang Indonesia .
Kalau kita mau nerima duit mereka, yakali gak mau perjuangin suara mereka ?
Salam Pisang !!!
Melanie subono , Migrant Care .